Rabu, 28 September 2016

cerpen

CERITA ANAK

Tentang Merliand
Elsi Refnia 1510722051

Pada suatu malam aku masih saja memandangi tumpukan tugas matematika ku. Aku masih saja mencari-cari keajaiban agar aku bisa mengerjakan tugas ini. Satu jam , dua jam berlalu. Kantuk mulai menyerang ku. Aku mencoba mempertahankan mata ku tapi nihil. Aku terpejam dan tertidur.

*
Aku terbangun ketika pelayan kerajaan memasuki kamar ku. Dia membawakan sarapan pagi untuk ku berupa semangkuk potongan buah-buahan segar yang terdiri dari apel, melon,anggur dan kiwi. Aku masih mengamati diri ku dalam cermin yang terpajang besar tepat di hadapan dipan tempat ku tidur. Aku masih saja cantik luar biasa dalam balutan gaun tidur ku.
“Hari ini apa yang harus aku lakukan ?” tanyaku pada pelayan
“Hari ini Tuan Puteri akan memetik buah bersama pangeran Nikolas di perkebunan kerajaan  dekat bukit Pichu .“ jawabnya

 Aku hanya mengangguk saja lalu beranjak ke lemari pakaian ku dan memilih satu pakaian yang biasa ku gunakan ke kebun.
Setelah barganti pakaian aku mengamati diri ku dalam cermin. Aku kembali bergumam “Aku benar-benar cantik”.
Rambut ku yang pirang panjang ku biarkan terurai dengan hiasan jepit kecil berwarna pink. Jepit ini adalah benda kesayangan ku. Aku berputar sedikit dan ku lihat sepatu menghiasi kaki panjang ku. Benar-benar sempurna . Pelayan kembali masuk ke kamar ku.
 “Tuan Puteri, Pengeran telah menunggu “
Aku segera keluar dan menemui kakak ku yang tak kalah tampannya
“Kau siap ?” katanya sambil tersenyum pada ku
Aku menggangguk dan kami pun terbang. Aku dan kakak ku menghitari atas istana . Pemandangan ini sungguh luar biasa sesuatu yang tak pernah ku lihat sebelumnya. Semua tampak begitu hijau dan berwarna.
Aku melihat ke arah kakak ku, tampaknya ia juga begitu menikmati perjalanan hebat pagi ini.
  

Ketika hampir dekat dengan bukit Pichu kami bersiap-siap mendarat. Aku melihat begitu banyak buah yang amat ranum. Mulai dari yang berwarna lembut sampai yang benar-benar berwarna cerah. Kami mulai memetik buah nan ranum itu. Kalangan peri seperti kami memang suka memakan sari buah ranum seperti ini. Kebun milik keluarga kami adalah perkebunan buah terranum di Merliand. Ayah dan ibu kami telah merencanakannya bahkan jauh sebelum kami lahir. Kami kini benar-benar beruntung bisa menikmati buah nan ranum seperti ini.

Hari hampir senja kami kembali kekerajaan dengan membawa banyak buah. Aku kembali menaburkan serbuk peri di sayap ku, begitu pun dengan kakak . Sesampainya di istana ternyata di istana sedang ada perayaan penyambutan panen buah. Semua buah nan ranum terjejer indah di aula Istana. Ku lihat semua orang menikmati pesta perayaan ini. Malamnya di adakan kembali acara pesta dansa istana. Semua penduduk di Merliand memenuhi aula Istana. Mereka datang bersama keluarga mereka, mereka tampak  menikmati dansa dengan musik yang mendayu-dayu. Aku terpaku menikmati suasana malam ini. Bahkan aku tak bisa berhenti tersenyum hingga kantuk menyerang ku. Sebelum pesta selesai aku mengambil beberapa buah anggur yang dari tadi menggoda mata ku. Ku lihat kakak  melambaikan tangan pada ku dan tersenyum. Ku pikir kakak  juga begitu menikmati pesta perayaan ini. Ku harap malam ini tidak cepat berlalu.

**
Aku kembali ke tempat tidur ku merebahkan badan karna pesta telah usai dan semua orang pun telah kembali ke rumah mereka masing-masing. Aku memandangi bulan dan bintang dari jendela kamar ku yang memang tak tertutup. Aku tersenyum dan tertidur.


“bukk...”
Aku terjatuh dari tempat tidur ku dan ku lihat ibu telah memandangi ku dengan tatapan marah. Aku bangkit lalu ke kamar mandi. Ingtan ku tentang istana dan pesta perayaan telah berakhir sejak aku memasuki kamar mandi.



Padang , 27 september 2016
02.37 AM
ELSI REFNIA
Mahasiswa Sastra Indonesia
FIB- Universitas Andalas’15

KONTAK :082391101197

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  11:11   Pukul sebelas lewat sebelas Kereta kau berangkat meninggalkan tanpa bekas Kau pergi seolah ingin segera bebas Tanpa pamit, dan sal...