CERITA
ANAK
Tentang Merliand
Elsi Refnia 1510722051
Pada suatu malam aku masih saja memandangi tumpukan
tugas matematika ku. Aku masih saja mencari-cari keajaiban agar aku bisa
mengerjakan tugas ini. Satu jam , dua jam berlalu. Kantuk mulai menyerang ku.
Aku mencoba mempertahankan mata ku tapi nihil. Aku terpejam dan tertidur.
*
Aku terbangun ketika pelayan kerajaan memasuki kamar
ku. Dia membawakan sarapan pagi untuk ku berupa semangkuk potongan buah-buahan
segar yang terdiri dari apel, melon,anggur dan kiwi. Aku masih mengamati diri
ku dalam cermin yang terpajang besar tepat di hadapan dipan tempat ku tidur.
Aku masih saja cantik luar biasa dalam balutan gaun tidur ku.
“Hari ini apa yang harus aku lakukan ?” tanyaku pada
pelayan
“Hari ini Tuan Puteri akan memetik buah bersama
pangeran Nikolas di perkebunan kerajaan
dekat bukit Pichu .“ jawabnya
Aku hanya
mengangguk saja lalu beranjak ke lemari pakaian ku dan memilih satu pakaian
yang biasa ku gunakan ke kebun.
Setelah barganti pakaian aku mengamati diri ku dalam
cermin. Aku kembali bergumam “Aku benar-benar cantik”.
Rambut ku yang pirang panjang ku biarkan terurai
dengan hiasan jepit kecil berwarna pink. Jepit ini adalah benda kesayangan ku.
Aku berputar sedikit dan ku lihat sepatu menghiasi kaki panjang ku. Benar-benar
sempurna . Pelayan kembali masuk ke kamar ku.
“Tuan Puteri,
Pengeran telah menunggu “
Aku segera keluar dan menemui kakak ku yang tak
kalah tampannya
“Kau siap ?” katanya sambil tersenyum pada ku
Aku menggangguk dan kami pun terbang. Aku dan kakak
ku menghitari atas istana . Pemandangan ini sungguh luar biasa sesuatu yang tak
pernah ku lihat sebelumnya. Semua tampak begitu hijau dan berwarna.
Aku melihat ke arah kakak ku, tampaknya ia juga
begitu menikmati perjalanan hebat pagi ini.
Ketika hampir dekat dengan bukit Pichu kami
bersiap-siap mendarat. Aku melihat begitu banyak buah yang amat ranum. Mulai
dari yang berwarna lembut sampai yang benar-benar berwarna cerah. Kami mulai
memetik buah nan ranum itu. Kalangan peri seperti kami memang suka memakan sari
buah ranum seperti ini. Kebun milik keluarga kami adalah perkebunan buah
terranum di Merliand. Ayah dan ibu kami telah merencanakannya bahkan jauh
sebelum kami lahir. Kami kini benar-benar beruntung bisa menikmati buah nan
ranum seperti ini.
Hari hampir senja kami kembali kekerajaan dengan
membawa banyak buah. Aku kembali menaburkan serbuk peri di sayap ku, begitu pun
dengan kakak . Sesampainya di istana ternyata di istana sedang ada perayaan
penyambutan panen buah. Semua buah nan ranum terjejer indah di aula Istana. Ku
lihat semua orang menikmati pesta perayaan ini. Malamnya di adakan kembali
acara pesta dansa istana. Semua penduduk di Merliand memenuhi aula Istana.
Mereka datang bersama keluarga mereka, mereka tampak menikmati dansa dengan musik yang
mendayu-dayu. Aku terpaku menikmati suasana malam ini. Bahkan aku tak bisa
berhenti tersenyum hingga kantuk menyerang ku. Sebelum pesta selesai aku
mengambil beberapa buah anggur yang dari tadi menggoda mata ku. Ku lihat
kakak melambaikan tangan pada ku dan
tersenyum. Ku pikir kakak juga begitu
menikmati pesta perayaan ini. Ku harap malam ini tidak cepat berlalu.
**
Aku kembali ke tempat tidur ku merebahkan badan
karna pesta telah usai dan semua orang pun telah kembali ke rumah mereka
masing-masing. Aku memandangi bulan dan bintang dari jendela kamar ku yang
memang tak tertutup. Aku tersenyum dan tertidur.
“bukk...”
Aku terjatuh dari tempat tidur ku dan ku lihat ibu
telah memandangi ku dengan tatapan marah. Aku bangkit lalu ke kamar mandi.
Ingtan ku tentang istana dan pesta perayaan telah berakhir sejak aku memasuki
kamar mandi.
Padang , 27 september 2016
02.37 AM
ELSI
REFNIA
Mahasiswa Sastra Indonesia
FIB- Universitas Andalas’15
KONTAK
:082391101197